Sabtu, 30 Oktober 2010

Selingan

I'm in a hugeeeeeeeee writer's block for God Sake!! (nb : bagi yg gk tau, writer block itu, keadaan dimana seorang penulis/pengarang tidak bisa melanjutkan ceritanya sesaat/lama karena kekurangan, ide, bahan, dan niat. singkat nya : MANDEK)

Jadi, untuk paling tidak meramaikan blog ini dengan post yang baru, gw memutuskan untuk post some-what-thing yg kurang berguna (ok, gak berguna dan gak penting) kesini.

Dimulai dengan, gambar" seal yg menurut gw aneh/keren yg gw comot dari sana sini dan mbah google. here we go!


First! gk tau dimana ini tp keren y kekny.. kapan masq bisa gitu?? wkwk




second! itu naga gede apan sih? anyone knows?? o_O



third! barbar cewe... kapan burning bs bgitu ya...



Last! ini barisny niat bener ya gila... school smua kek upacara skolah..


Dan,,, selama kurang lebih 2 minggu mulai minggu lalu, laptop gw tercinta, Reyasha rusak. jd gw gk bs menyentuh internet sama skali! seal terbangkalai, fb terbangkalai, blog apalagi. baru tadi siang dy keluar dari RSKI (Rumah sakit komputer indonesia) abis menerima perawatan intensif. Nah selama gw gk bs oL itulah gw merindukan sangat burning tercinta, sampe" gw tanpa sadar melamun dan gambar" gajelas di meja. nih gw sertakan disini


Tapi ini lumayan kasar ya. gw gambar ulang di buku dan udah pake bulpen rapih dan arsiran lebih niat wkwk. tp blm bs gw aplot gmbrny maybe tomorrow =P


okay cukup sudah selingan gak penting edisi ini, byeee hehehehehh

Jumat, 24 September 2010

Masquerade Tales - A far away fairy tale kingdom does exists

Chapter 2
-This is how we live-

-Tata's Point of View (PoV)-

*Keplak! Keplakk!*
    Sesuatu yang tipis dan elastis terasa menepuk-nepuk pelan wajahku. Mengganggu tidurku yang nyenyak di pagi hari, dan memaksaku untuk bangun. Meski begitu kucoba untuk tetap tidur menghiraukannya.


*Plak!! Keplak!* *Ngiiik!*
    Kali ini tepukannya mengeras. Disertai pekkikan pelan khas - 'nya' yang membuat kupingku berdenging. Aku menghalangi tepukannya dengan telapak tangan kananku.


"Iya, iya! I'm awake!" Seruku membuka mata agar 'ia' berhenti.


*Ngiiik!*
    'Ia' berseru sambil berputar-putar mengelilingi kepalaku. Akupun segera bangun sambil mengacak-acak rambutku yang selalu berantakan di pagi hari. Kutatap 'hewan' itu sesaat. Pet tonggosku tersial... err... I mean tersayang.


"Bisakah kau tidak lapar di pagi hari?"

*Ngiiiik!* Ia terlihat bete.

"Aku malas... Bagaimana jika kau mencari makan sendiri?"

*Grrrrrrk...!* Ia menggigit lenganku tiada ampun.

"Aww! Ok, ok stop it! Dasar Hot Blooded BAD Boy!" Sindirku padanya memplesetkan speciesnya sedikit.


    Ia hanya berputar-putar cuek dan girang sebelum lalu bergegas keluar kamarku terlebih dahulu. Akupun segera bangkit dari kasur dan pergi mandi kilat 5 menit. Lalu keluar kamar dengan armor LnD ku.



------------------------------



*Trek!*
    Kupetik sebuah apel merah dari pohon kebun belakang istana. Kebun ini memang indah dan tenang. Sebuah aliran air kecil mengalir di sela rerumputan membentuk parit jernih dan bersih. Satu pohon apel ada di tepi taman berdiri dengan kokoh menjaga rumput di bawah naungannya. Sebuah batu gelap berceruk di tengah taman sangat nyaman untuk diduduki di pagi hari saat teduh, seperti halnya yang sedang kulakukan.


"Nih" Aku menggenggam apel itu di tangan kananku, menyodorkannya pada pet HBBBku yang kunamai Rey.

*Ngiiit~* Dengan girangnya ia mulai menggerogoti apel itu, memakannya di atas tanganku.

Tidak butuh waktu hingga 1 menit untuknya menghabisi apel itu, menyisakan onggokan bekas apel di tanganku.

*Ngiiik* Ia menatapku kembali penuh harap.

"Kau masih lapar?" Tanyaku heran.

Rey hanya mengangguk.

"Aduh tak bisakah kau mengambil apel sendiri?" Aku menunjuk pohon apel besar itu.

*Ngiiikk...* Ia menatapku memelas.

"Dasar manja" Gerutuku bangkit bangun menuju pohon apel besar itu.


"Wah tinggi-tinggi banget apelnya" gumamku mendongak.

*Ngiiikk...* Lagi-lagi Rey menatapku memelas.

"Iya... Iya..." Aku menghela napas pasrah.


    Aku mendongak melihat pohon besar kokoh itu. Pandanganku terpaku pada sebuah apel ranum tepat didepan sebuah batang pohon besar yang terlihat begitu kuat dan kokoh. Melihat banyak batang lebih kecil dibawahnya membuatku terinspirasi sebuah ide.


"Hup!"
*Trep...! Tep! Tep!*
    Dengan satu tarikan napas aku melompat tinggi dari dahan ke dahan. Terkadang sedikit bergelantung sampai mendarat di dahan incaranku. Terpeleset sedikit nyaris saja peganganku terlepas. Aku duduk senyaman mungkin, bersyukur akan beratku yang ringan. Lalu menjulurkan tanganku kearah apel ranum itu.


*Trek*

*Krauk*

"Bleh! Memang apel rasanya aneh..." Gerutuku sendiri.

*Ngiiik...* Rey menatap swt kearah apel di tanganku yang ada bekas gigitannya.

"Dah bagus kupetikin dasar pet gak tau terima kasih"


*Grauk! Grauk!!*
    Tanpa protes lebih lanjut Rey menggerogoti cepat apel itu dari tanganku. Dalam 10 detik menyisakan seonggok ampas tulang apel dengan kenyangnya. Lalu terbang-terbang girang sebelum bertengger manis pada bahu kananku, dan tertidur menunduk seperti burung parkit. Yang sebetulnya mengherankan karena ia adalah seekor kelelawar.


"Geez... Kebiasaan kalo dah kenyang tidur"
    Aku tersenyum melihat Rey terlelap. Lalu memandangi onggokan ampas tulang apel di tangan kananku, sebelum lalu melempar nya tidak perduli ke arah bawah pohon tempat aku duduk.


*Tuk!*

"Aw!!"


Ow shit... What was that sound....


    Pikirku dalam hati. Sepertinya seseorang tergetuk keras tepat di kepalanya dan mengumpat pelan. Takut-takut aku melongok kebawah pohon, mendapati seseorang sedang melepas topi besarnya, memperlihatkan rambut keperakan yang ia usap-usap. Sedetik kemudian ia mendongak melihat kearahku duduk di dahan pohon.


"Tata! Sakit tau!" Omel Jordy lalu memakai kembali topinya.

"Wups. Sori mam gak liat. hehehe..." Aku meminta maaf sambil melompat turun dari pohon itu.

Rey mau tidak mau terbangun karena kaget tenggerannya hilang dan terbang dengan kesal disebelahku.

"Ngapain diatas pohon? Ketularan bodat nya Edo..? o_O" Tanya Jordy bingung.

"Iya... wkwk nda lah. Aku metik apel buat makannya Rey" Jawabku melirik Rey terbang malas-malasan.

"Jangan buang ampasnya sembarangan dong! Sakit nih pala mami. Ganti rugi!" Jordy memperlihatkan muka rese khas nya.

"Take it if you can" Ledekku iseng.

"Wanna try?" Lagi-lagi Jordy memperlihatkan muka resenya.


    Aku tersenyum sinis. Kumasukkan tangan kananku ke saku. Dan menarik keluar partikel cahaya berupa butiran kuning. Yang berubah menjadi pedang besar Gs of Oriental.G+6 elemen api. Tangan kiriku menarik keluar butiran partikel merah dari saku kiri, lalu membentuk buntut scorpio yang menyala berapi-api di belakangku. Kugenggam erat pedangku yang mengilat putih di tangan kanan. Rey menyeringai terbang di kananku.


"Hooo... Gak kapok ya..." Jordy tersenyum.

Aku balas tersenyum menatapnya.


    Jordy bersiul keras. Sebuah panggilan yang mendatangkan Sacred Ibiz nya entah dari mana. Gagak putih besar itu kemudian berkoak terbang disisinya. Ia menarik butiran partikel hitam dari saku bajunya yang membentuk sebuah kalung. Terakhir, diambilnya partiker biru muda dengan tangan kanan, memunculkan belati berupa Spike Dagger.G+7 elemen kayu yang menyala api. Melihat senjata itu, aku tersenyum kecut.


"Siap mati?"

Muka rese itu selalu bawa pertanda buruk



    Tanpa komentar lebih lanjut, kulemparkan sarung tangan putih ke arahnya, yang lenyap diatas kepala menimbulkan tanda merah selama 10 detik. Jordy melempar balik benda serupa kepadaku yang juga menghilang di atas kepala. Perlahan tubuh kami menyala semakin terang.


"Enter PvP Duel Mode" Ucap kami pelan bersamaan.


    PvP atau Player Versus Player Duel Mode sesungguhnya adalah mode untuk berlatih. Dimana menggunakan sistem Hit Point (HP) yang dilihat dari kekuatan orangnya sendiri untuk menentukan titik K'O. Dalam PvP Duel Mode, kita tidak bisa merasa sakit ataupun terluka sungguhan. Kalah menang ditentukan oleh Hit Point yang duluan mencapai 0.


    Dan PvP Mode ini dimulai ketika menerangnya tubuh sampai pada titik puncak. Yaitu ledakkan cahaya kecil pada tubuh menandakan proses 'penghilang rasa sakit dan luka' selama 300 detik selesai. Yang seharusnya terjadi... Sekitar...


*Flaaatz...! TRIIIIIING!!*

Sekarang!

*Drap!!* Aku berlari-dash ke arahnya.

"DEADLY SLASH!!!"

*BLAAR!!! Daar!!*


    Gesekan pedangku menimbulkan bekas retakan besar ditanah, disertai semburat cahaya ungu. Pedangku menembus Jordy telak, memberinya damage yang cukup besar. Namun ia tetap berdiri tegak disana, tak tergoyahkan.


"Nyaris..." Ucap Jordy was-was.

"Cih..." Keluhku kesal.


*Drak! Dak!*
    Aku menerjang mendesak Jordy dengan pedangku. Mulai menyabetinya dengan combo-combo ku.


*Bak!* Pedangku mendorongnya telak dari depan.

"Eit, eit~" Jordy berusaha menghindari serangan-seranganku.


*BRETS!!*
    Serangan kombo hit ke 15 ku berhasil menancap tubuh Jordy dan merobek lebar equip sisi kirinya, menembusnya telak.


"Untung... Simulasi PvP..." Gumam Jordy tegang membayangkan badannya tercabik dan mengucurkan darah.

*Drak! Trang!* Tanpa memberi kesempatan aku terus melayangkan sabetan demi sabetan kearahnya.

*Drap...!* Aku melompat tinggi hendak menebas dari atas.

Take this...!

*Whuuutss!*

*Traaang!* Suara besi berbenturan.

"We-te-ef" Makiku kesal saat itu.


    Dalam posisi menebaskan pedang kearah bawah dari atas kepala, aku mengumpat. Semakin kesal melihat Jordy bertahan dengan gaya sok cool, memegang dagger dengan kedua tangan diatas kepalanya. Pedang dan dagger kami berderit pelan menahan kerasnya benturan.


"Udah?" Ia perlihatkan muka resenya.

Habislah aku...


*Draak!*
    Dengan tenaga entah dari mana, Jordy menghentakkan keras daggernya, membuatku terpental sejauh 1 meter karena tidak berpijak dengan benar sehabis melompat.


"Giliran mami, Ta ^^"

*Tep...* Dengan ringannya ia melangkah mundur dan menyabetkan daggernya ke arah atas, memulai skill.

"Bluff"

*Jedar!* 4 kartu besar menerjang telak diriku dari 4 arah.

"Sh*t...!" Umpatku melihat HP berkurang setengah.

Saat aku masih oleng kesana kemari, Jordy melanjutkan rentetan serangannya.

"Dual Jumping Dagger!"

*Sriiiiiiiiiiiiiing!*


    Andai bukan simulasi PvP, saat ini pasti tubuhku sudah tercabik-cabik hingga sekarat, seperti halnya armorku yang kini compang-camping. Dengan HP lumayan sekarat, aku berniat menyerangnya lagi. Saat itulah, aku kalah.


*CREB! JREBB!*
    Dua buah Deep Red Moral menghujamku telak. Satu menancap di bahu kananku, menghentakkanku mundur miring dengan bahu kanan duluan. Yang kedua menghujam bahu kiriku, menyentakkan keras. Dan membuat ku oleng parah.


*Bruk...!* Akhirnya aku terjatuh pasrah di atas rumput.

What a really ugly face of winning...


"Mami menang..." Ucap Jordy melongok kearahku, masih muka rese.

"Setidaknya kali ini aku bisa bikin armor mami robek parah" Jawabku sinis melihat sambil 'berbaring'.

"Mami kira tadi perut mami bakal beneran sobek..." Ucapnya ngeri melihat-lihat robekan besar pada armor pinggang kirinya.

"Terus keluar usus nya ya..." Cengirku.

Jordy melirikku sinis.

"Ngaca Ta. Kamu sendiri harusnya udah berdarah-darah kiri kanan badan"


    Masih terbaring, aku menunduk melihat keadaanku sendiri. Ngenes memang, tapi dia benar. Armor ku robek-robek di sisi kanan dan kiri, seperti halnya keserempet peluru (wait... di jaman ini mana ada peluru... --"). Bahu kanan dan kiriku juga harusnya sudah lumpuh total karena Moral sial itu.


"Siaaaal gak bisa menaaaaaaaaaaaaaaaaaaaang" Pekikku kesal.


*Flaatz... Tring...!*
    Tubuh kami kembali bercahaya terang. Dan saat kilatan itu hilang, aku sudah kembali berdiri tegak di depannya. Semua robekan pada armor pun telah hilang. Seakan-akan tidak terjadi apapun.


"You know... Melihat armor LnD yang susah payah kutempa+7 robek-robek itu gak enak. Meski itu cuma simulasi"


    Kami tertawa. Lalu berbincang di taman itu, beristirahat setelah untuk kesekian kalinya, mengadu kelihaian bertempur...



-Chapter 2, end-

Rabu, 01 September 2010

Masquerade Tales - A far away fairy tale kingdom does exists

Chapter 1
-Opening-
*Tap tap tap!*
    Terdengar suara larian terburu-buru dari sebuah lorong besar yang cukup panjang meski sederhana. Suara itu menimbulkan gema kecil yang tidak mengganggu si asal suara.

“Tunggu! Ta!”
    Panggil seorang gadis berambut violet muda lembut, dengan potongan diatas bahu dan model yang imut. Gadis itu mengenakan baju jubah panjang, dan membawa tongkat warna senada yang bercahaya putih. Sepatunya seperti boots violet muda juga namun terlihat nyaman dan ringan. Matanya yang juga berwarna serupa selalu menatap lembut.

    Gadis itu jelas terlihat sedang mengejar seseorang sambil menyerukan nama orang itu berulang kali. Ia mulai kesal menyadari orang yang dikejar dan dipanggilnya, entah benar tidak mendengar, atau hanya tidak perduli.

“Stop… *hosh* it… you… dammit… *hosh*…”
 

Suaranya memelan sesaat sebelum ia berhenti berlari dan mengumpulkan tenaga.
 

“TATA!!!” teriaknya menggelegar.

*Tap!*
    Detik itu juga gadis yang sedari tadi dipanggil berhenti agak menghentak dan menengok. Rambutnya yang coklat hazel tua panjang sepinggang, terikat rapih namun kendur di punggung bawah bahu, melambai sedikit. Ia mengenakan baju biru tua yang simple meski cukup kokoh. Kuat namun tidak terlihat sekeras dan seberat baju tempur biasa.

    Gadis itu tersenyum lembut menghadap temannya yang kini berdiri lemas, bertumpu pada lututnya karena lelah. Senyuman polos yang ia berikan benar-benar terlihat tidak berdosa.

“Napa Ren?” Tanya nya santai sambil berbalik.
 

“Sabar… dikit gila… lari cepet banget…!” Dumel temannya agak terengah.
 

“Gak bisa sabar! Gw lagi lu suruh sabar. Haha” Senyumnya senang.
 

“Slow dikit napa?” Protes temannya lebih lanjut.
 

“Susah tau! Today ‘they’ will be coming home! Ayolah! Aren’t you excited?”
 

“Iya, iya! Lu kira gw sabar? But just slow down a little will ya!”

    Si rambut coklat, Tata, terkekeh pelan dan menghampiri temannya, si rambut violet, Iren. Menepuk bahunya menyemangati, sebelum berjalan bersama dalam kecepatan lebih santai keluar lorong panjang itu, menuju keluar ‘rumah’.


------------------------------
 


“Mereka telat!” Omel Tata duduk di batu besar berwarna putih di depan rumah.
 

“Iya. Harusnya dah pada sampe nih…” Timpal Iren bingung.
 

“When they come, I’ll ki-…” Belum selesai berkata, omongan Tata dipotong Iren.
 

“Kiss him?” Seringai Iren menatap iseng.
 

“Yeah kiss-… Hey wait! What did you just say?!” Tata tersadar.
 

“Nothing~” Iren bersiul cuek melihat kearah langit biru.
 

“Geez…” Gumam Tata menunduk.

*Whuuzz…!* 

“There they are!” Seru Iren girang.
    Tata melihat kearah tunjukan Iren, dan mendapati beberapa orang bersayap putih terbang mendekat. Sebelum akhirnya mendekat kearah mereka berdua menunggu.

*Trep…!*
    Empat orang lelaki mendarat bersamaan. Seorang diantara mereka segera menghampiri Iren, sedangkan tiga orang yang lain ‘melepas’ sayap mereka menjadi cahaya putih, yang partikelnya kemudian masuk ke dalam kantung celana masing-masing.

“Yank!” Panggil Iren pada yang menghampirinya.
 

“Aku pulang” Balas orang itu, Denis.

“Tata! Papi mu tuh! Masa tadi mami di biarin dikejar momon!”
    Omel seorang lagi menghampiri Tata. Dilihat dari sudut manapun, ia adalah lelaki yang mengenakan setelan baju berwarna merah biru dan topi besar, yang menutupi rambutnya yang berwarna keperakan. Meski begitu, ia menyebut dirinya sendiri sebagai mami. Ia mengatakan itu sembari menunjuk lelaki lain yang mengenakan pakaian tempur berwarna hitam kecoklatan, berambut kuning tua, dan membawa pedang besar yang keren.

“Woloh si mami ngambek. Maaf deh hahaha” Tawa ‘papi’ santai.
 

“Papi gak bener! Mami minta bayar ganti darts!” Si ‘mami’ menjulurkan tangannya.
 

“Uang bulanan udah kan?” Bela si ‘papi’.

    Tata hanya mengamati pertengkaran mereka sambil terkekeh. Ia lalu melihat kearah seorang lagi yang mengenakan baju biru tempur juga. Namun berbeda model dengan yang ia kenakan. Pedangnya berwarna biru tua simple namun tetap terlihat kuat dan keren. Rambutnya juga berwarna biru tua dan agak acak. Ia ikut menonton pertengkaran kecil itu.

“Gimana latihannya koko aril?” Sapa Tata.
 

“Koko lagi… Terserahlah… Lumayan” Jawab Aril singkat menikmati tontonan konyol


“Ril! Bantuin mami! Masa papimu gak mo ngasih duit darts?!” Mami menyeret Aril ikut.


“Walah… Ril! Kan papi dah kasih bulanan! Masa mami nagih lagi!” Papi membela diri.
 

“Aduh kok diseret gini sih jadinya?! Mami Jordy! Papi Jhiraiiya! Let me go!”

    Tata akhirnya berjalan menjauhi mereka sebelum ikut terseret kedalam masalah. Ia tertawa kecil sebelum lalu kembali melihat sekitar. Ia celingukan mencari seseorang. Wajah dan gerak-geriknya mulai terlihat khawatir.

*Puk*
“Tata…”
    Tepukan yang familier dan suara itu membuat Tata lega dalam sekejab. Ia tersenyum menatap lelaki di belakangnya sambil menghadap balik.

“Edo” Panggilnya.
 

“Miss me?” Tanya Edo disertai seringaian.
 

“Nggak ada pertanyaan lain apa?” Tawa Tata.
 

“Nggak tuh. Wkwk” Edo ikut tertawa.
 

“You haven’t change a bit huh?” Tata tersenyum menatapnya.
 

“Maksud? Masa gak berubah? Aku dah ganti armor nih! Liat LnD” Ucapnya bangga.
 

“Ah ya bener juga. Slamat deh. Aku kesusul deh. Tapi armor sama” Tata berujar.
 

“Hehehe…” Edo tersenyum puas.

"Ngomong-ngomong do, kamu kok nyampenya telat?" Tata menengglengkan kepalanya bingung.

 "Oh... Itu..." Edo menggumam pelan.


    Edo lalu terlihat menggaruk belakang kepalanya dengan ekspresi bingung. Ia melirik kearah saku celananya, tempat inventory. Tata yang merasa aneh melihat gelagatnya jadi curiga. Ia pun melihat kearah saku celana edo, yang ternyata agak menghitam.


"Itu kenapa do...?" tanyanya bingung.

    
    Belum sempat Edo menjawab, mami Jordy datang dan menjawab menggantikannya.


"Itu angus ta. Masa si edo nempa garielnya ke +7. Jadi kebakar deh. Terus pas dia pake malah kepanasan jadi dilepas terus dia jatoh ke hutan di bawah. Abis itu mo di masukin invent juga kantongnya angus dulu. Terus dia jalan deh makanya lama nyampenya" Jelas mami Jordy santai akan kebodohan edo.

"Hehehe... Begitulah..." Edo menepuk-nepuk sakunya.

"Dasar jenius.. wkwk" Tata tertawa melihat kebodohannya.

"Eh do, ta, yang lain dah pada masuk tuh. Kita juga yuk. Katanya dah disiapin Iren makanan~" Ajak mami Jordy.


    Tata hanya mengangguk. Mereka bertiga pun memasuki ke 'rumah' mereka. Kastil kecil dari kerajaan Masquerade...


------------------------------


    Terlihat sebuah ruangan besar yang sederhana namun cukup megah. Segulung karpet merah yang tergelar vertikal menyebrangi ruangan memberi kesan resmi. Meja besar kayu ek di tengah ruangan membuatnya cocok untuk ruang rapat kerajaan. Jajaran bangku yang mengelilingi meja itu terlihat kokoh namun nyaman.


    Meski begitu, meja itu ditata dengan peralatan makan. Sebuah piring, sendok, garpu, gelas, bagi tiap bangku yang ada. Menghilangkan kesan resmi meja rapat dan menimbulkan suasana kebersamaan.

*Tap... Tap...*
    Terdengar langkah kaki memasuki ruangan. Sesosok lelaki muda dengan baju putih bersih seperti jubah mirip Iren. Rambutnya yang berwarna putih kebiruan terlihat lembut. Matanya juga berwarna biru muda, menatap meja besar itu. Ia membawa dua mangkuk besar ditangannya, yang sepertinya berisi makanan. Ia meletakkannya di tengah meja, dan kembali keluar ruangan mengambil beberapa mangkuk lain dengan isi berbeda. Dan terus dilakukannya hingga ada banyak mangkuk besar diatas meja.


"Fiuh..."
    Ia menghela napas puas menatap meja yang selesai ia tata. Baru saja ia hendak keluar dari ruangan itu, saat tiba-tiba pintu ruangan besar itu terbuka dan menimbulkan suara.


*Greeek...*

"Hei dede Light" Panggil Tata.

"Makanan dah siap ci" Jawab lelaki muda itu, Light, sambil tersenyum.

"Thanks. Yang lain bakal datang any moment by now..." Gumam Tata sambil menengok kearah pintu.


    Tepat setelah kalimat Tata berakhir, semuanya, Iren, Denis, Jordy, Jhiraiiya, Aril, dan Edo memasuki ruangan. Mereka lalu mengambil tempat masing-masing di meja besar itu. Duduk senyaman mungkin, dan mulai menatap kelaparan kearah makanan yang ada. Tata dan Light pun turut serta mengambil tempat duduk mereka yang biasa.


"This is cool..." Gumam Edo menatap kelaparan kearah mangkuk-mangkuk besar berisi makanan.

"Rasanya dah lama gak makan enak..." Timpal Aril mengangkat sendok dan garpunya.

"Selama latihan yang kita makan cuma makanan ga jelas seadanya buatan mami..." Papi jhi meratap.

"Heh! Dah bagus kalian gak mati kelaparan!" Omel Jordy.

"Tapi malah sekarat keracunan..." Denis berbisik dengan muka sedikit pucat.


    Yang lain terlihat menahan tawa. Sementara Jordy sendiri ikut tertawa karena mengakui, makanan buatannya memang mematikan. Karena berhasil membuat yang lain sakit perut di hari pertama. Akhirnya mereka hanya membakar ikan selama 3 bulan. Ditambah beberapa makanan lain yang kalau sedang hoqi rasanya lumayan.


    Setelah bercanda sebentar, mereka berdoa bersama sesuai kepercayaan masing-masing, dan mulai mengincar makanan yang ada di mangkuk berbeda.


"Light ini kamu semua yang masak?" Tanya Tata.

"Enggak kok ci. Ci Iren yang masak. Aku bantu-bantu doang" Light tersenyum manis.

"Wetz. Chef Iren dan asisten Light. Pasti enak nih" Lanjut Tata.

"Monggo di makan~" Iren mempersilahkan.


"Wihiii... Favorit q" Cengir Edo mengambil sebuah mangkuk.

"Hey! Gimme that Piya Chicken Wing!" Mami merebutnya dari Edo.

"Eh! Belom selesai ngambil!" Edo menariknya balik.

"Wah enak nih..." Dengan polos dan santainya Jhi menyomot dari mangkuk yang sedang direbutkan.

"Papi ambil yang paling gede!" Jerit Mami.

*Glek!*

"Too late..." Edo melemas sambil mengambil sisa Piya Chicken Wing ukuran sedang.


"Ya ampun... Kayak makanannya itu doang..." Tata menghela napasnya menahan tawa.

"Waktu latihan juga mereka begitu" Ucap Aril santai dan menyendok Sup Brokoli Afro.

Ia lalu menimbang-nimbang mangkuknya sebentar sebelum menyodorkannya pada Tata.

"Mau?" Tanyanya singkat.

"Err... Ga deh thanks. Gak suka brokoli" Tata menolak.

Aril pun mengoper mangkuk itu ke Denis yang menerima dengan senang hati dan melahapnya.

"Kalo ini suka ga?" Tawar Edo yang duduk disebelah Tata.

"Nyem... My favorite Holy Cow Tenderloin Steak" Tata mengambilnya dan langsung hendak menyantapnya.

"Ee... Tunggu tal! Itu-..."

*Hap! Glek*

"Aduh aku telat..." Edo menggeleng putus asa sambil mengambil segelas Bubble Dragon Soda.

"PEDEEEES!!!" Dengan kelabakan Tata mengambil Bubble Dragon Soda dari tangan Edo dan menenggaknya.

"Kan dah kubilang tunggu... Itu bukan Holy Cow Tenderloin Steak... Tapi Mad Holy Cow Spicy Steak..."

"Fiuhh... Lega abis minum... Tapi kok enak..." Tata menatap curiga steak yang ia cicipi.

"Abisin lah kalo enak"


"Ini Crab Saos Padang cangkangnya keras banget..." Gerutu papi Jhi menusuk-nusuknya dengan pisau.

"Sini mam bukain" Ucap mami Jordy mengeluarkan Spike Daggernya dari saku.

"Woloh gila mam tar mejanya ikut kebelah lagi!"

"Udah tenang aja..."


"Sayurnya enak-enak..." Gumam Denis sambil memakan Mushroom Boy Cream Soup.

"Iya. Coba nih Moo Moo Salad. Enak" Tawar Aril.

Denis menerimanya dan mencicipinya.

"Bener enak!" Ia pun memakannya dengan lahap.

"Pake ini deh. Queen Mushroom Sauce"

"Thanks!"

Mereka berdua makan dengan santai dan tenang.


"Semua keliatan seneng ya ci?" Ujar Light pada Iren.

"Seneng dan brutal. Agak liar... Yaa begitulah" Iren tertawa pelan.

"Hehe. Yang penting semua seneng kan?"

Light lalu mengangkat segelas Nixie Cocktail yang sama dengan yang sedari tadi di pegang Iren.

"Cheers"

*Kling*

Suara gelas beling dibenturkan pelan. Merekapun meminumnya. Namun mendadak Iren berhenti meminum.

"Hei Light. Memangnya kamu udah cukup umur?"

"Tenang. Cuma segelas..." Cengir Light santai.


*BRUAK!!!*
    Mendadak terdengar hantaman keras pada ujung meja tempat duduk Jordy dan Jhiraiiya. Juga menggetarkan keras meja itu, dan menyita perhatian semuanya.


    Terlihat jelas pedang besar GS of Spike.G+7 elemen kayu yang tak lain adalah milik Jhiraiiya, menancap menembus Crab malang itu, hingga memecahkan piring tempat ia 'tertidur' dan membuat ujung meja somplak.


"Wew... Over powered..." Gumam Jhi tak berdosa.

"Papi sih! Di bilang mami aja yang motong!" Seru Jordy meredam tawa.

"Hehehe..."

"Jhi... Perbaikin mejanya ya......" Terdengar suara Tata berbisik pelan.

*Glek...!*

"I... Iya Ta..." Suara Jhi menciut.


    Efek horor-ic yang dibuat Tata berhasil meledakkan tawa di ruangan dan mengakhiri 'pesta' kecil malam kepulangan teman-teman mereka.



-Chapter 1, end-

Masquerade Tales - A far away fairy tale kingdom does exists

Prolog
Long time ago, in a far away kingdom…



Pernah mendengar akan suatu kalimat seperti itu? Biasanya digunakan pada awal kisah dongeng yang ajaib dan menakjubkan. Tiap mendengarnya kita akan berpikir itu mustahil, konyol, mimpi, gurauan, tidak penting, dan lainnya. Tapi tahukah…? Dahulu, benar ada nya suatu kerajaan yang memiliki begitu banyak kisah menarik dan seru. Kehidupan yang terkandung didalamnya, nyata dan akan selalu dikenang oleh semua penghuni kerajaan…



Sebutlah, kerajaan ini Masquerade namanya… Kerajaan yang masih dapat di bilang kecil. Namun semua penghuninya sangat lah akrab dan bersahabat. Kisah merekapun dimulai…

Pengenalan~

Well,, Haiii!! Thanks buat siapapun yang buka ni blog dan baca-baca kerjaan iseng gk jelas gw. Perkenalan aja, panggil aja Raisha. Gw gak berniat pake nama asli disini wkwk. Kalo sifat gw de-el-el, aduh gw gk bisa nilai ya, liat aja dari post-an gw dan kalian sendiri yang menilai wkwkwkwk...

Oke ini pertama kali gw bikin blog jadi maap kalo sederhana banget dan aneh.. Ini juga atas usul seorang teman yang menyarankan gw untuk nge-post cerita-cerita karangan gw yang sebelomny gk pernah diekspos!

Di blog ini, gw bakal post cerita yang saat ini still in progress gw bikin(doain aja gak mandek kayak cerita-cerita gw yang laen). Cerita ini gw buat dengan karakter-karakter temen-temen gw. Meski merekapun gak tau gw bikinin ginian. Jadi bagi yang merasa : yap! GW MEMBAJAK IJIN KALIAN! wkwkkw...

Cerita ini berjudul "Masquerade Tales". Judul gw ambil dari ciptaan temen gw yang menganjurkan blog ini juga. Masquerade itu nama guild gw tercinta di game Sealindo yang kini makin marak cit dupe nya. I made this especially for you guys in this guild! (gak juga sih.. gw cuma iseng)...

Buat yang baca, meski niat gak niat gw dah makasi banget. Buat gak baca yaudah gapapa juga. Eh tapi bagi anggota Masq,, baca lu awas kalo nggak! Marquis kalian memerintahkan nih! Yakk, intinya gitu aja, cerita ini berlatar belakang dunia acak adul, dari latar belakang dunia nyata waktu medieval war - shiltz sendiri. Kalo gak ngarti, ngertiin aja dah... ato tanya temen gitu.. hehe...

Lastly, Enjoy~!